Setiapjiwa memiliki perasaan untuk dicintai dan mencinta, maka Dia menyediakan jalan yang terbaik untuk hambaNya. Berkahwinlah keranaNya, mencintailah keranaNya, bertemu dan berpisah jua keranaNya,hanya untukNya. Terlalu sayangnya Dia pada hambaNya, sentiasa memberikan kita jalan yg terindah. Dia mengetahui fitrah yang membalut setiap manusia. Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Kedua halรขl "yujza'u" bi halรขl; kehalalan dibalas dengan kehalalan. Untuk yang kedua ini hampir sepadan dengan redaksi ayat al-Qur'an saat berbicara hukum qishรขs "anna al-nafsa bi al-nafsi, wa al-'aina bi al-'aini; sesungguhnya jiwa dibalas dengan jiwa dan mata dibalas dengan mata" (QS. Al-Maidah: 45). TranslatePDF. Modul Pesantren Virtual : ULUMUL HADITS Persembahan dari : PT. ASIA UTAMA WISATA Jl. Gandaria 1 No. 79 Jakarta 12130 - INDONESIA, Telp. : (62-21) 720 1061 Fax. : (62-21) 722 1210 Http: : marketing@asiautama.com fDifinisi Hadits Secara bahasa Hadits mempunyai arti "Baru", "Dekat", atau "Berita c Dalam Hadits Qudsi, dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya aku balas mengingatnya dalam diri-Ku, dan barangsiapa mengingat-Ku dalam suatu golongan, niscaya Aku balas mengingat-Nya dalam golongan yang lebih baik dari mereka." (HR. Bukhori dan Muslim) (al-Qarni, 2006: 84). Kekuatanyang mampu menggetarkan jiwa para peserta didiknya, kekuatan yang senantiasa muncul di saat diperlukan, kekuatan yang selalu memberikan pengaruh perubahan terhadap orang yang menyaksikan, mendengar, dan membaca kisahnya. dan orang yang memohon kepada Allah akan dibantu seperti yang difirmankan Allah dalam hadits qudsi: BEo1uUd. Oleh Irwanto, Khatib Idul Fitri 2020 di Masjid Nurul Islam Kerinciุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ 3 xุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ 3 xุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ 3 x ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูƒูŽุจููŠู’ุฑู‹ุงุŒูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูู„ู„ู‡ ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุงุŒูˆูŽุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒู’ุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽ ุฃูŽุตููŠู’ู„ุงู‹. ู„ุงูŽุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ูุŒุตูŽุฏูŽู‚ูŽ ูˆูŽุนู’ุฏูŽู‡ูุŒ ูˆูŽ ู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุนูŽุจู’ุฏูŽู‡ูุŒ ูˆูŽ ุฃูŽุนูŽุฒู‘ูŽ ุฌูู†ู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู‡ูŽุฒูŽู…ูŽ ุงู„ุฃูŽุญู’ุฒูŽุงุจูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู. ู„ุงูŽุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู‡ููˆูŽุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู. ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑ ููˆูŽู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู. ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูู„ู„ู‡ู ุงู„ู‘ู‹ุฐููŠู’ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุฉูŽ ู„ููŠูŽุจู’ู„ููˆูŽูƒูู…ู’ ุฃูŽูŠู‘ููƒูู…ู’ ุงูŽุญูŽุณูŽู†ู ุนูŽู…ูŽู„ุงูŽุŒ ูˆูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ูŽุง ุจูุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ูˆูŽ ู†ูŽู‡ูŽุงู†ูŽุงุนูŽู†ู ุงุชู‘ูุจูŽุงุนู ุงู„ู’ู‡ูŽูˆูŽู‰. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ูŽู‘ ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ููู‰ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ุฃูŽุนููˆุฐู ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุทูŽุงู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุฌููŠู…ู ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู… ูŠูŽุงุงูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ุงูŽู…ูŽู†ููˆุง ุงุชูŽู‘ู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ูŽู‘ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ูŽู‘ ุงูู„ุงูŽู‘ ูˆูŽุงูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ุณูŽุฏููŠุฏู‹ุง. ูŠูุตู’ู„ูุญู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฐูู†ููˆุจูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽู† ูŠูุทูุนู’ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ููŽูˆู’ุฒู‹ุง ุนูŽุธููŠู…ู‹ุง . ุตูŽุฏูŽู‚ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ู Jamaah shalat idul fitri yang rahimakumullah Ramadan berlalu dan kita masih duduk termangu. Apa saja yang telah kita lakukan sebulan yang lalu? Tidakkah kita idamkan agar Ramadan tahun ini berbeda dari Ramadan sebelumnya? Bukankah kita telah berniat agar Ramadan tahun ini tumbuh kembali spirit cinta kita kepada ilahi? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Ramadan adalah persembahan seorang hamba kepada Sang Khaliq. Ketika Sang Khaliq, dalam sebuah Hadits Qudsi, telah berseru ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู… ู„ููŠ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุฌู’ุฒููŠ ุจูู‡ู โ€œPuasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnyaโ€ maka setiap hamba bergetar saat memasuki Ramadan. Getaran jiwa yang terus dijaga dan dipelihara selama bulan suci. Ke manakah getaran itu kini ketika Ramadan telah berakhir? Banyak yang berdebat menjelang datang dan berakhirnya Ramadan bilakah hilal telah terlihat? Namun jarang mereka memahami bahwa hilal juga bisa merupakan metafora sudah siapkah jiwa kita yang penuh kegelapan tercerahkan oleh munculnya hilal di awal Ramadan sebagai cahaya untuk menyucikan diri. Maka, hari demi hari di bulan Ramadan, cahaya hilal perlahan semakin terang benderang hingga puncak purnama di pertengahan Ramadan. Namun, perlahan cahaya bulan mulai meredup di pertengahan kedua, seiring fokus kita yang mulai berubah kita mulai memikirkan baju baru untuk anak-istri; kita mulai menghitung hari kapan Tunjangan Hari Raya THR akan dibayarkan; dan kita mulai sibuk bikin kue lebaran. Kita, telah menomorduakan Ramadan sejak dua minggu lalu. Cahaya bulan semakin meredup, ketika pada sepuluh hari terakhir Ramadan, Allah menyediakan lailatul qadar untuk para kekasih-Nya, dan kita menjalani sepuluh hari terakhir, tak lagi peduli malam ganjil atau genap, tidak takut lagi bahaya Virus corona yang mmengancam jiwa. Kita telusuri tiga-empat hari terakhir Ramadan, kita semakin khusuk mempersiapkan lebaran, ini dapat kita lihat pasar menjadi padat, lalu lintas lambat merayap, banyak rumah berganti cat, baju baru dan makanan mewah juga telah siap. Tapi apalah arti baju baru apabila diri masih enggan melaksanakan yang fardu dan apalah arti makanan mewah apabila diri masih serakah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Maka, tiba-tiba diri kita telah berada di pengujung Ramadan dan semuanya kembali gelap, persis sebelum hilal Ramadan muncul di atas ufuk. Lalu kita kembali berdebat bilakah hilal Syawal akan terlihat? Seakan kita alpa bahwa hilal Syawal pun kembali menjadi metafora kehidupan kita. Adakah terlihat hilal Syawal di hati kita? Mengapa pula kita bergembira Ramadan berlalu, padahal Nabi Muhammad selalu bersedih saat Ramadan berakhir? Apakah kita bergembira karena selesai sudah segala susah payah kita berpuasa sebulan penuh? Atau apakah kita bergembira Ramadan berakhir karena kita bisa kembali menjadi manusia โ€œnormalโ€ yang kembali menerjang apa yang Allah haramkan, dan berebut mencari serpihan tersisa dari apa yang Allah halalkan? Tuhan kami, inikah akhir sebuah Ramadan? Ketika kulihat senyum indah di wajah sanak saudara. Kulihatkan ke kanan dan ke kiri, semua menyambut hari kemenangan. Semua memakai pakaian baru tanda mereka kembali ke fitrah mereka. Tapi mengapa tak kulihat cahaya hilal Syawal di wajah mereka. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Benarkah Ramadan telah menjadi beban kita? Lihatlah bagaimana kita sibuk mengatur segala sesuatunya agar pada saat ramadhan tidak kekurangan, ada yang menabung jauh-jauh hari untuk digunakan pada saat ramadhan, sehingga pada saat ramadhan pengeluaran membengkak, konsumsi rumah tangga semakin meningkat. Apakah ini tujuan dari ramadhan? Ramadan yang seharusnya menjadi bulan penghematan, ramadhan menjadi ajang merasakan kekurangan, dan ramadhan sebagai wadah untuk tidak belanja berlebihan. Mungkin ini sebabnya kita bergembira ketika Ramadan berakhir saat harga barang kembali โ€œnormalโ€ dan konsumsi kita kembali masuk dalam rutinitas pengeluaran. Biaya tak terduga menjadi kembali bisa diprediksi. Ya Rabbana, tak layakkah kami bergembira dengan berakhirnya Ramadan? Boleh jadi mereka yang bergembira di bulan Ramadan penuh harap agar amalan ibadah diterima Allah. Bukankah dalam Hadits Qudsi yang lain, Allah juga telah mendeklarasikan ุฃูŽู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุธูŽู†ู‘ู ุนูŽุจู’ุฏููŠ ุจููŠ โ€œAku ini sebagaimana persangkaan hamba-Ku sajaโ€. Bergembira di Hari Lebaran adalah tanda kita optimistis dan berbaik sangka bahwa Allah akan menerima ibadah kita. Tak ada yang salah dengan bergembira saat Ramadan berakhir, bukan? Tapi tak ada salahnya pula untuk cemas jangan-jangan ini Ramadan terakhir bagi kita, bagi orang tua kita, bagi pasangan kita, bagi anak kita, dan bagi saudara kita. Masihkah kita bertemu kembali dengan Ramadan tahun depan? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibn Masโ€™ud RA โ€œSekiranya umatku mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadan, niscaya umatku mengharapkan Ramadan terus ada sepanjang tahunโ€™.โ€ HR. Abu Yaโ€™la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami. Iya, Rasulullah benar bahwa begitu banyak keutamaan Ramadan. Bukankah para penceramah selama Ramadan tak henti-hentinya mengingatkan kita, bahwa orang-orang berpuasa di bulan suci ini untuk menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah. Inilah Ramadan, bulan yang Allah bukakan pintu-pintu surga, Dia tutup pintu-pintu neraka, dan Dia belenggu setan. Bukankah para ustaz dan ustazah telah mengutip sejumlah riwayat bahwa inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Bahkan ada pula yang mengingatkan kita bahwa inilah bulan ketika bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada minyak kesturi. Bahkan begitu dahsyatnya bulan suci ini ketika Allah setiap malamnya membebaskan ratusan ribu orang yang seharusnya masuk neraka. Pendek kata, Ramadan telah Allah jadikan sebagai penghubung antara orang-orang berdosa yang bertaubat dengan Allah Taala. Tapi benarkah wahai jamaah sekalian bahwa setelah kita tahu keutamaan Ramadan, kita menginginkan setiap hari menjadi Ramadan, setiap bulan menjadi Ramadan. Benarkah kita ingin Ramadan sepanjang tahun? Mari jujur pada diri kita. Tuhan, ampuni kami .โ€ฆ Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Allah SWT telah berfirman dalam surat Alโ€™Araf 179 รดโ€ฐss9ur $tRรน&usล’ zOยจYygyfร9 ZลฝยรWลธ2 ลกร†รiB ร‡d`ร…gรธ$ ร„ยงRM}$ur รถNรงlm; ร’>qรจ=รจ% ลพw ลกcqรŸgsรธรฟtฦ’ $pkร5 รถNรงlm;ur ร—รปรฃรผรดรฃr& ลพw tbrรงลฝร…ร‡รถ7รฃฦ’ $pkร5 รถNรงlm;ur ร—bsล’uรค ลพw tbqรฃรจuKรณยกoโ€ž !$pkร5 4 y7รยดยฏยปs9'rรฉ& ร‰OยปyรจรทRF{$%x. รถt/ รถNรจd รŠr& 4 y7รยดยฏยปs9'rรฉ& รฃNรจd ลกcqรจ=รรฟยปtรณรธ9$ ร‡รŠร’รˆ Artinya โ€œDan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka jahanam untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.โ€ Selepas Ramadan, bagaimana dengan hati, mata, dan telinga kita? Apakah semuanya kembali menjadi lepas-bebas seperti yang Allah sindir dalam ayat tadi? Ramadan berlalu, apakah kita kembali menjadi binatang ternak yang tersesat? Semua nafsu hewani yang telah kita ikat dan belenggu di bulan suci Ramadan, apakah akan kita lepas kembali? Jika iya, untuk apa kegembiraan di Hari Raya ini? Tidakkah sepatutnya kita bersedih? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Jangan sampai setelah ramadhan Kita sering bertakbir dalam ibadah kita. Namun terkadang kita lupakan takbir di luar ibadah kita. Kita besarkan Allah di Masjid namun di luar masjid kita masih sering mengagungkan kekayaan, kekuasaan dan jabatan. Kita masih diperbudak oleh nafsu dengan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita. Di atas sajadah kita kumandangkan Takbir, namun dikantor, di pasar, di ladang, ditengah-tengah masyarakat kita lupakan Allah SWT. Kita telah mengganti TAKBIR dengan TAKABBUR. Kita salahgunakan jabatan yang seharusnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Memakmurkan Negara, melayani rakyat, membela yang lemah, menyantuni dan membantu yang membutuhkan. Kita tutup mata kita. Kita bangga dengan gelar dan jabatan kita. Kita bangga dengan kekayaan yang melimpah ruah. Hadirin rahimakumullahโ€ฆ. Jangan sampai setelah ramadhan kita tidak lagi berpegang pada firman-firman Allah dan Hadits Rasulullah yang mengajarkan kejujuran, keikhlasan, kasih sayang dan amal sholeh. Sebaliknya, dengan setia kita ikuti petunjuk syaitan laknatullah yang mengajarkan kelicikan, kemunafikan dan kekerasan hati. Allah yang selalu kita besarkan dalam shalat dan doโ€™a, telah kita lupakan dalam kehidupan nyata. Banyak dari kita yang khusyuk dalam shalat namun kita khusyuk juga merampas hak orang. Banyak dari kita yang fasih membaca dalil dan ayat ayat Al-Qurโ€™an namun kita juga fasih mengerjakan yang dilarang. Banyak kita tidak putus berpuasa dibulan Ramadhan namun kita tidak putus pula dalam melakukan kedzoliman. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Semoga di dalam bulan ramadhan Dosa kita kepada Allah diampuni olehnya, tetapi dosa kita kepada sesama manusia belum Allah hapuskan selama kita belum saling memaafkan. Inilah gambaran kaitan antara hablum minallah dan hablum minan nas. Maka selepas salat, kita ulurkan tangan untuk bersalaman karena itu dapat menggugurkan dosa. Begitu pula sehabis sebulan berpuasa, kita bermaaf-maafan dalam rangka menjaga hablum minallah dan hablum minan nas. Memaafkan itu bukan soal kita menyerah dan mengalah. Memaafkan juga bukan soal kita mengaku salah. Memaafkan lebih dari itu kita berakhlak seperti akhlak Allah yang gemar memaafkan. Memaafkan bukan sekadar basa-basi kita memaafkan atas nama Allah di akhir Ramadan agar kelak di akhirat tidak ada saling menuntut di antara kita. Bagaimana dengan mereka yang begitu keji telah menzalimi kita atau telah merampas hak kita atau telah memfitnah kita secara keji? Tugas kita adalah memaafkan perbuatan mereka. Perkara Allah punya perhitungan sendiri terhadap efek dari perbuatan mereka, yakinlah semua ada hisabnya masing-masing. Maafkan dan serahkan kepada Allah. Mungkin ini Ramadan terakhir kita. Mungkin ini Lebaran terakhir kita. Mungkin ini pula permintaan maaf terakhir kita. Minal aidin wal faizin, Mohon maaf lahir batin. Baarokallohuliwalakum fil qurโ€™anilkarim wanafa ani waiyyakum bima fihi minal ayati wazikrilhakim fastagfiruhu innahu huwalgofururrohim. KHUTBAH KEDUA ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู’ 3ร— ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู’ 4ร— ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู’ ูƒุจูŠุฑุง ูˆูŽุงู’ู„ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ ุจููƒู’ุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽ ุฃูŽุตู’ูŠู’ู„ุงู‹ ู„ุงูŽ ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ุงูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู’ ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู’ ูˆูŽู„ู„ู‡ู ุงู’ู„ุญูŽู…ู’ุฏู. ุงู„ุญู…ุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ุง ุฑ ุณู„ ุฑ ุณูˆ ู„ู‡ ุจุง ู„ู‡ุฏ ู‰ ูˆ ุฏ ูŠู† ุง ู„ุญู‚ ู„ูŠุธู‡ุฑ ู‡ ุนู„ ุงู„ุฏ ูŠู† ูƒู„ู‡ ูˆู„ูˆ ูƒุฑ ู‡ ุงู„ู…ุดุฑ ูƒูˆู† ุงุดู‡ุฏ ุง ู† ู„ุง ุงู„ู‡ ุง ู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆ ุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑ ูŠูƒ ู„ู‡ ูˆุงุดู‡ุฏ ุงู† ู…ุญู…ุฏ ุง ุนุจุฏ ู‡ ูˆ ุฑุณูˆ ู„ู‡ ู„ุง ู†ุจูŠ ุจุนุฏู‡ ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ู‰ ูˆ ุณู„ู… ุนู„ู‰ ุณูŠุฏ ู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆ ุนู„ู‰ ุง ู„ู‡ ูˆุง ุตุญุงุจู‡ ุงุฌู…ุนูŠู† ุงู…ุง ุจุนุฏ ููŠุง ุงูŠู‡ุง ุง ู„ุญุง ุถุฑ ูˆ ู† ุงุชู‚ูˆ ุงู„ู„ู‡ ุญู‚ ุชู‚ุชู‡ ูˆ ู„ุง ุชู…ูˆ ุชู† ุงู„ุง ูˆุงู†ุชู… ู…ุณู„ู…ูˆ ู† ู‚ุง ู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุง ู„ู‰ ุง ู† ุงู„ู„ู‡ ูˆ ู…ู„ู‰ูƒุชู‡ ูŠุตู„ูˆ ู† ุนู„ู‰ ุง ู„ู†ุจู‰ ูŠุงูŠู‡ุง ุง ู„ุฐ ูŠู† ุง ู…ู†ูˆ ุง ุตู„ูˆ ุง ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู…ูˆ ุง ุชุณู„ูŠู…ุง ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ู‰ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏ ู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุงู„ ุณูŠุฏ ู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูƒู…ุง ุตู„ูŠุช ุนู„ู‰ ุณูŠุฏ ู†ุง ุง ุจุฑ ุง ู‡ูŠู… ูˆุนู„ู‰ ุงู„ ุณูŠุฏ ู†ุง ุงุจุฑุง ู‡ูŠู… ูˆ ุจุง ุฑ ูƒ ุนู„ู‰ ุง ุณูŠุฏ ู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุงู„ ุณูŠุฏ ู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูƒู…ุง ุจุง ุฑูƒุช ุนู„ู‰ ุณูŠุฏ ู†ุง ุง ุจุฑ ุง ู‡ูŠู… ูˆุนู„ู‰ ุงู„ ุณูŠุฏ ู†ุง ุงุจุฑุง ู‡ูŠู… ูู‰ ุง ู„ุนุง ู„ู…ูŠู† ุง ู†ูƒ ุญู…ูŠุฏ ู…ุฌูŠุฏ ุง ู„ู„ู‡ู… ุง ุบูุฑ ู„ู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆ ุง ู„ู…ุณู„ู…ุง ุช ูˆ ุง ู„ู…ูˆ ุก ู…ู†ูŠู† ูˆุง ู„ู…ูˆ ุก ู…ู†ุง ุช ุงู„ุง ุญูŠุง ุก ู…ู†ู‡ู… ูˆุง ู„ุง ู…ูˆ ุงุช ุงู†ูƒ ุนู„ู‰ ูƒู„ ุดูŠุกู‚ุฏูŠุฑ ุงูŽู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ูู‘ูŠู’ ุฃูŽุนููˆู’ุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจู ุงู„ู’ู‚ูŽุจู’ุฑู ูˆูŽู…ูู†ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑูุฌูŽู‡ูŽู†ูŽู‘ู…ูŽุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุญู’ูŠูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽู…ูŽุงุชู ูˆูŽู…ูู†ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุณููŠู’ุญู ุงู„ุฏูŽู‘ุฌูŽู‘ุงู„ู ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุบูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ุณู‘ููŠููˆู’ููŽ ุงู„ู’ู…ูุฎู’ุชูŽู„ูููŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุฏูŽุงุฆูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ู‘ูŽุฉู‹ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุฆู ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑูŒ ุฑุจู†ุง ุธู„ู…ู†ุง ุง ู†ูุณู†ุง ูˆ ุง ู† ู„ู… ุชุบูุฑ ู„ู†ุง ูˆ ุชุฑ ุญู…ู†ุง ู„ู†ูƒูˆ ู†ู† ู…ู† ุงู„ุฎุง ุณุฑ ูŠู† ุฑุจู†ุง ู„ุง ุชุฒ ุน ู‚ู„ูˆ ุจู†ุง ุจุนุฏ ุงุฒ ู‡ุฏ ุฏูŠุชู†ุง ูˆู‡ุจู„ู†ุง ู…ู† ู„ุฏ ู†ูƒ ุฑุญู…ุฉ ุง ู†ูƒ ุง ู†ุช ุง ู„ูˆ ู‡ุง ุจ ุฑุจู†ุง ุงุชู†ุง ูู‰ ุง ู„ุฏ ู†ูŠุง ุญุณู†ุฉ ูˆ ูู‰ ุง ู„ุง ุญุฑ ุฉ ุญุณู†ุฉ ูˆ ู‚ู†ุง ุนุฐ ุง ุจ ู„ู†ุงุฑ ุนุจุง ุฏ ุงู„ู„ู‡ ุง ู† ุงู„ู„ู‡ ูŠุง ุก ู…ุฑ ุจุง ู„ุนุฏ ู„ ูˆ ุงู„ุง ุญุณุง ู† ูˆ ุง ูŠุชุง ุก ุฐ ุง ู„ู‚ุฑ ุจู‰ ูˆูŠู†ู‡ู‰ ุนู† ุง ู„ูุญุดุง ุก ูˆ ุง ู„ู…ู†ูƒุฑ ูˆู„ุฒ ูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุง ูƒุจุฑ Author Mohammad Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More โ†’

hadits qudsi yang menggetarkan jiwa