Kesatuansila-sila Pancasila pada hakikatnya nya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja Rencana Merinci Sistem Filsafat; Karena pada Suatu Ketika; Selanjutnya. Tutup. Ilmu Sosbud . Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat . 7 Desember 2021 13:34 Diperbarui: 7 Desember 2021 13:44 744 0 0 Mengenaisusunan pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan,. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Hakikat Nkri Menurut Pancasila Makalah Persatuan Dan Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat yang lain yaitu: Rumusan kesatuan sila sila pancasila sebagai suatu sistem. Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakikatnya merupakan suatu Secaraepistemologis Pancasila sebagai filsafat yaitu sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Dasar epistemologis Pancasila pada f 9 hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Keseluruhannyadimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Susunan kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat organis. Isi dari sila-sila pancasila pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas 5 sila yang masing-masing merupakan Pancasilasebagai suatu sistem memiliki nsure-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita lihat dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun system dalam pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. RumusanKesatuan Sila sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem". Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah. Pendidikan Pancasila. ,yang berisikan tentang pancasila sebagai suatu sisitem,kami berharap makalah ini dapat berguna bagi teman teman semua,terkhusus kelas Psikologi Islam bagian A1. Kami haturkan terima kasih kepada dosen Y4Ul. Kata hakikat’ dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segala sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan sesuatu itu, sehingga terpisah dengan sesuatu lain dan bersifat mutlak. Ditunjukkan oleh Notonagoro 1975 58, hakikat segala sesuatu mengandung kesatuan mutlak dari unsur-unsur yang menyusun atau membentuknya. Misalnya, hakikat air terdiri atas dua unsur mutlak, yaitu hidrogen dan oksigen. Kebersatuan kedua unsur tersebut bersifat mutlak untuk mewujudkan air. Dengan kata lain, kedua unsur tersebut secara bersama-sama menyusun air sehingga terpisah dari benda yang lainnya, misalnya dengan batu, kayu, air raksa dan lain sebagainya. Terkait dengan hakikat sila-sila Pancasila, pengertian kata hakikat’ dapat dipahami dalam tiga kategori, yaitu 1 Hakikat abstrak yang disebut juga sebagai hakikat jenis atau hakikat umum yang mengandung unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Hakikat abstrak sila-sila Pancasila menunjuk pada kata ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Menurut bentuknya, Pancasila terdiri atas kata-kata dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil yang dibubuhi awalan dan akhiran, berupa ke dan an sila I, II, IV, dan V, sedangkan yang satu berupa per dan an sila III. Kedua macam awalan dan akhiran itu mempunyai kesamaan dalam maksudnya yang pokok, ialah membuat abstrak atau mujarad, tidak maujud atau lebih tidak maujud arti daripada kata dasarnya Notonagoro, 1967 39. 2 Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus, artinya terikat kepada barang sesuatu. Hakikat pribadi Pancasila menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu adat istiadat, nilai-nilai agama, nilai-nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang melekat pada bangsa Indonesia sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain di dunia. Sifat-sifat dan ciri-ciri ini tetap melekat dan ada pada bangsa Indonesia. Hakikat pribadi inilah yang realisasinya sering disebut sebagai kepribadian, dan totalitas kongkritnya disebut kepribadian Pancasila. 3 Hakikat kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat kongkrit Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dalam realisasinya, Pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud pelaksanaan praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan negara Indonesia yang sesuai dengan kenyataan sehari- hari, tempat, keadaan dan waktu. Dengan realisasi hakikat kongkrit itu, pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan negara setiap hari bersifat dinamis, antisipatif, dan sesuai dengan perkembangan waktu, keadaan, serta perubahan zaman Notonagoro, 1975 58-61. Pancasila yang berisi lima sila, menurut Notonagoro 1967 32 merupakan satu kesatuan utuh. Kesatuan sila-sila Pancasila tersebut, diuraikan sebagai berikut 1. Kesatuan sila-sila Pancasila dalam struktur yang bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal Susunan secara hirarkis mengandung pengertian bahwa sila-sila Pancasila memiliki tingkatan berjenjang, yaitu sila yang ada di atas menjadi landasan sila yang ada di bawahnya. Sila pertama melandasi sila kedua, sila kedua melandasi sila ketiga, sila ketiga melandasi sila keempat, dan sila keempat melandasi sila kelima. Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hirarkis sila-sila Pancasila menurut urut-urutan luas kwantitas dan juga dalam hal sifat-sifatnya kwalitas. Dengan demikian, diperoleh pengertian bahwa menurut urut-urutannya, setiap sila merupakan pengkhususan dari sila-sila yang ada dimukanya. Dalam susunan hirarkis dan piramidal, sila Ketuhanan yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya. Secara ontologis, kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem yang bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, sebagaimana diungkapkan oleh Notonagoro 1984 61 dan 1975 52, 57, bahwa hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan sila pertama. Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia sila kedua. Dengan demikian, negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu sila ketiga. Selanjutnya terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu sila keempat. Adapun keadilan yang pada hakikatnya merupakan tujuan bersama atau keadilan sosial sila kelima pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut negara. 2. Hubungan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam kerangka hubungan hirarkis piramidal seperti di atas. Dalam rumusan ini, tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya atau dikualifikasi oleh empat sila lainnya. Untuk kelengkapan hubungan kesatuan keseluruhan sila-sila Pancasila yang dipersatukan dengan rumusan hirarkis piramidal tersebut, berikut disampaikan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi. aSila pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; bSila kedua; kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; c Sila ketiga; persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber-Ketuhanan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; dSila keempat; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat adalah kerakyatan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; eSila kelima; keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Notonagoro, 1975 43-44.[ ] Daftar Pustaka Abdul Gani, Ruslan, 1998, “Pancasila dan Reformasi”, Makalah Seminar Nasional KAGAMA, 8 Juli 1998, Yogyakarta. Bagus, Lorens, 1996, Kamus Filsafat, PT. Gramedia, Jakarta. Kaelan, 2000, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta. _____, 2002, Filsafat Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Paradigma, Yogyakarta. Notonagoro, 1967, Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila; Pengertian Inti-Isi Mutlak Daripada Pancasila Dasar Falsafah Negara, Pokok Pangkal Pelaksanaan Secara Murni Dan Konsekuen, Cetakan Kedua, Pancuran Tudjuh, Jakarta. _________, 1983, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Cetakan Kelima, Bina Aksara, Jakarta. Salam, H. Burhanuddin, 1998, Filsafat Pancasilaisme,Rineka Cipta, Jakarta. Smart, and Bernard Williams, 1973, Utilitarianism; For and Against, Cambridge University Press, United Kingdom. 93 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu guna memenuhi tugas yang telah dibebankan kepada penulis. Tidak lupa pula selawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kami sang repolusioner terbesar sepanjang abad, Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua kalangan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelsaikannya dengan tepat waktu. Saran dan keritik yang sifatnya membangun sangat penulis harafkan guna kesempurnan penulisan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis hanya bisa berharaf semoga penulisan maklah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan rekan Fakultas OLAHRAGA DAN KESEHATAN dan rekan-rekan kelas III A pada khususnya. Mataram, 4 Februari 2010penulisDAFTAR ISIKATA PENGANTAR- 1 DAFTAR ISI - 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - 3B. RUMUSAN MASALAH- 4C. TUJUAN PENULISAN- 4BAB II PEMBAHASANA. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM- 51. Pengertian sistem- 52. Pengertian Pancasila Sebagai Suatu Sistem - 6B. PEMBAGIAN PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM- 61. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat - 62. Pancasila Sebagai Sistem Etika Politik- 7BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN - 9B. PENUTUP- 9DAFTAR PUSTAKA- 10BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPerjalanan Bangsa Indonesia dalam kanca perpolitikan dunia untuk mempertahankan keutuhan Bangsa agar tetap bersatu dalam menghadapi tantangan yang cukup berat. Dewasa ini Bangsa Indonesia tengah menghadapi masalah yang begitu rumit, di suatu sisi adanya kecendrungan kehidupan yang semakin global seolah dunia ini tanpa ada batas, sementara di sisi lain adanya realita dalam masyarakat, jiwa dan semangatnya mulai mengendor. Masyarakat kotak-kotak dalam label etnik, golongan, agama dan ras yang berpotensi menimbulkan konplik yang menuju perpecahan bangsa dan Negara kesatuan repoblik politis pancasila sebagai dasar Negara sudah final, namun dalam kenyataanya Bangsa Indonesia yang hidup dalam kancah percaturan idiologi besar dunia seperti idiologi Sosisalis, Fasis dan sebagainya, dimana idiologi tersebut menjadi pembanding idiologi pancasila. Mencermati hal tersebut pancasila sebagai suatu sistem, perlu dianalisi secara kritis sehinga menguatkan keyakinan bahwa nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakkyatan dan Keadilan nsure sangat penting bagi akhirnya diharapkan nilai-nilai tersebut meresap didalam segenap jiwa Bangsa Indonesia sebagai suatu yang penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Lebih jauh kita akan mempunyai kepercayaan diri dan keyakinan untuk memantapkan eeksistensi denagn jati diri Pancasila sebagai idiologi nasional ditengah-tengah percaturan idiologi-idiologi RUMUSAN MASALAHAdapun yang menjadi latar belakang dari penulisan makalah iniAdalah sebagai berikut 1. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai suatu sistem2. Pancasila sebagai sitem terbagi dalam apa sajaC. TUJUAN PENULISAN MAKALAHBerkenaan dengan apa yang tertera dalam latar belakang penulisan makalah ini, maka penulis dapat menerangkan tujuan dari penulisan makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut 1. mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai suatu mengetahui, memahami serta memaparkan hal-hal apasaja yang termasuk dalam pancasila sebagai suatu system. BAB IIPEMBAHASANA. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM1. Pengertian SistemIstilah sistem sering digunakan dalam menyebutkan sesuatu, misalnya sistem pemerintahan , sistem pendidikan dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini pengertian system dikaitkan dengan sistem pancasila. Sebelum membahas pancasila sebagai suatu system ada baiknya kita pahami pengertian sistem terlebih dahulu. Sistem adalah bekerjanya masing-masing unsure atau elemen yang berbeda dalam suatu kelompok dimana yang satu dan yang lainya saling terkait dan saling bergantungan untuk mencapai tujuan tertentu demi mencapai kesuksesan bersama. Misal sepeda merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat nsure-unsur yang satu dan yang lain saling terkait, Unsur tersebut velg. Ban luar, ban dalam, pentil, rantai, stang dan bagian yang lainya. Masing –masing unsure tersebut saling terkait sehingga sepeda tersebut dapat digunakan sebagai alat transportasi untuk mengantarkan manusia dari suatu tempat ketempat yang lain. Jika salh satu nsure tidak ada, misalnya pentil yang berpungsi sebagai utuk menahan udara yang berda di dalam ban maka banya akan kempes, sistem sepeda tadi bisa berjalan akan tetapi perjalananya tidak normal seperti biasanya. Nah dari situ terlihat betapa pentingnya setiap nsure yang memiliki pungsi dan tugas Pengertian Pancasila sebagai Sebagai Suatu SistemPancasila sebagai suatu sistem memiliki nsure-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita lihat dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun system dalam pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya pancasila sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sepagai pedoman di dalam berbangsa dan bernegara juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara. Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa dibolak balik. Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama lebih luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila sebagai suatu PEMBAGIAN PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM1. Pancasila Sebagai Sistem FilsafatSecara etimologi kata Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Etos, dalam bentuk tunggal mempunyai banyak pengertian tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, ahlak, watak perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan, inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah sebagai pandangan hidup merupakan cerminan nilai-nilai yang diyakini kebenaranya, sehingga memberikan motivasi untuk mewujudkan realitas dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan system etika bangsa Indonesia disamping sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila sudah ada sejak bangsa Indonesia ada, namun pancasila belum dirumuskan secara sistematis, misalnya nilai ketuhanan, nilai persatuan, nilai kemanusiaan, nilai musyawara untuk menuju mufakat dan nilai Pancasila Sebagai Sistem Etika PolitikKata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu Politeia, yang akar katanya adalah Polis, yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu Negara dan tela berarti urusan. Dalm bahasa Indonesia politik mempunyai kepentingan umum warga Negara dalam suatu bangsa, politik merupakan suatu rangkaian asas, jalan, arah dan medanya yang berfungsi memberikan pertimbanga dalam melaksanakan asas, jalan dan srah tersebut secara umum menyangkut proses penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakanya. Pelaksanaan tujuan tersbut memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan dan pembagian alokasi sumber-sumber yang ada serta memerlukan kekuasaan dan wewenag guna pembinaan kerja sama dan menyelsaikan konflik yang mungkin muncul dalam pencapain tujuan. Etika merupakan filsafat moral atau kesusilaan yang berdasar pada keperibadian, idiologi, jiwa dan pandangan bangsa. Hakekat etika pancasila berpedoman pada norma-norma yang bersumber dari pancasila. Berkaitan dengan aplikasi kehidupan dalam aspek politik tentunya kita harus berpedoaman pada etika politik sehingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tercipta suasana yang kondusif dan dasar filsafat Negara pancasila tidak hanya merupakan sumber peraturan perundang-undangan, melainkan merupakan sumber moralitas terutama dalam hubunganya dengan legitimasi kekuasaan, hokum sebagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaran Negara. Itulah yang mencerminkan nilai-nilai pancasila merupakan etika IIIPENUTUPA. KESIMPULANAdapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pembahasan makalah ini adlah sebagai berikut 1. Sistem adalah bekerjanya masing-masing unsur atau elenen yang berbeda dalam suatu kelompok dimana yang satu dan yang lainya saling terkait dan saling bergantungan untuk mencapai tujuan tertentu demi mencapai kesuksesan Pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bias dibolak Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakanya yang berpedoman pada pancasila sehingga terciptanya kondisi yang aman dan tidak menjurus kepada tindakan-tindakan yang PENUTUPDemikian makalah ini penulis buat guna memenuhi tugas mata Kuliah Kewarganegaraan, semoga dapat bermanfaat bagi bangsa dan Negara pada umumnya dan mahasiswa IKIP Mataram Fakultas OLAHRAGA DAN KESEHATAN serta rekan-rekan kelas III A Pada khususnya. Saran dan keritik yang sifatnya membangun sangat penulis harafkan guna kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat- Pengertian, Rumusan, Dll- Hallo sahabat pembaca yang budiman, pada kesempatan yang berbahagia kali ini kita akan membahas makalah tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat meliputi Pengertian Filsafat, Rumusan Sila – Sila Pancasila, Dan Lainnya lengkap. Untuk itu, marilah kita simak urian materinya dibawah berikut ini! Pengertian Filsafat Menurut etimologi istilah kata “filsafat” berasal dari suatu bahasa Yunani yakni “alphilein” yang artinya “cinta” dan “shopos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau juga “wisdom”. Dari keseluruhan arti filsafat tersebut yang mana meliputi dari berbagai masalah tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua macam jenis yaitu sebagai berikut Yang pertama adalah Filsafat yang sebagai produk yang mana mencakup dari pengertian Filsafat sebagai suatu jenis pengetahuan ilmuFilsafat sebagai suatu jenis masalah atau problema yang sedang dihadapi oleh manusia sebagai suatu hasil dari aktivitas dalam berfilsafat. Yang Kedua adalah Filsafat sebagai suatu proses yang mana telah mencakup dari pengertian yaitu Sebuah aktivitas berfilsafat, didalam proses suatu pemecahan permasalahan yang dengan memakai suatu cara dan metode tertentu yang mana sesuai dengan objeknya. Terdapat beberapa cabang-cabang ilmu filsafat yang pokok yaitu, sebagaimana berikut ini Metafisika, yaitu ilmu yang membahas mengenai suatu hal yang bereksistensi pada dibalik fisis, yang mana dari beberapa bidang-bidang, kosmologi, antologi dan yaitu ilmu yang membahas mengenai hakikat yaitu ilmu yang membahas mengenai hakikat sebuah metode dalam dari ilmu yaitu ilmu yang membahas mengenai filsafat berfikir, yakni suatu rumus-rumus dan juga dari dalil-dalil berfikir yang yaitu ilmu yang membahas mengenai moralitas, dan juga tentang tingkah laku pada manusia. Rumusan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Rumusan pancasila yang mana terdiri atas beberapa bagian-bagian tertentu yaitu sila-sila Pancasila pada setiap sila yang hakekatnya ialah sebauh azas sendiri, fungsi yang sendiri-sendiri tetapi secara keseluruhan ialah sebauh suatu kesatuan yang cukup sistematis. Dibawah ini adalah beberapa rumusannya yaitu sebagai berikut Susunan Sila-sila pada Pancasila yang Bersifat Organis Sebuah isi pada sila-sila Pancasila menurut hakikatnya ialah suatu kesatuan pada Dasar Filsafat negara yang berdasarkan atas lima sila yang masing-masing ialah sebuah suatu azas kehidupan. Pada kesatuan sila-sila Pancasila yang mana lebih bersifat organis tersebut menurut hakikatnya secara filosofis yang bersumber kepada hakikat dasar antologis pada manusia sebagai suatu pendukung dari inti, isi daripada sila-sila Pancasila yakni pada hakikat manusia “monopluralis” yang mana mempunyai suatu unsur-unsur, sauatu susunan kodrat secara jasmani dan rohani, “sifat kodrat” pada individu-makhluk yang sosial, dan pada “kedudukan kodrat” sebagai suatu pribadi yang dengan berdiri sendiri dengan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dasar Epistemologi pada Sila-sila Pancasila Pancasila adalah sebagai suatu bentuk sistem filsafat yang pada hakikatnya ialah juga merupakan bentuk suatu sistem pengetahuan. Yang sebagai suatu ideologi maka ideologi Pancasila ini mempunyai tiga buah unsur pokok agar bisa menarik loyalitas dari para pendukungnya yakni Logos ialah rasionalitas atau penalaranPathos ialah sebauh penghayatanEthos ialah kesusilaan. Dasar dari epitemologis Pancasila ini pada hakikatnya ialah tidak bisa dipisahkan dengan suatu dasar ontologisnya. Dasar pancasila sebagai sebuah ideologi bersumber pada suatu nilai-nilai dasarnya yakni filsafat Pancasila. Oleh sebab itu dasar epistemologi ttak bisa dipisahkan dengan sauatu konsep dasarnya mengenai hakikat manusia. Jika manusia adalah daribasis ontologis dari Pancasila yang maka dengan demikian memiliki suatu implikasi terhadap suatu bangunan epistemologi , yakni bangunan epistemologi yang bisa ditempatkan di dalam bangunan sebuah filsafat manusia. Dasar Aksiologis pada Sila-sila Pancasila Pada sila-sila yang sebagai suatu sistem filsafat mempunyai suatu satu kesatuan dasar aksiologisnya yang sehingga nilai-nilai yang bisa terkandung didalam Pancasila pada hakikatnya ialah juga merupakan suatu kesatuan tersendiri. Terdapat tentang berbagai macam teori yang mengenai suatu nilai dan hal ini sangatlah tergantung kepada titik tolak dan titik sudut pandangnya pada masing-masing didalam menentukan mengenai pengertian pada nilai dan dan juga hirarkinya. Nilai-nilai Pancasila dari suatu Sistem. Nilai dari isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya bisa dibedakan atas pada hakikat Pancasila yang umum dan universal yang berdasar substansi pada sila-sila Pancasila, sebagai suatu pedoman pelaksanaan dan pada penyelenggaraan negara yakni sebagai dasar negara yang lebih bersifat umum yang kolektif serta pada realisasi pengalaman Pancasilanya yang bersifat khusus dan juga konkrit. Pada suatu nilai-nilai yang terkandung didalam sila satu sampai dengan pada lingkungan yang merupakan cita-cita harapan dan juga dambaan bangsa Indonesia yang mana ingin untuk diwujudkannya. Pancasila Sebagai suatu Nilai Dasar Fundamental Dasar Filosofis Pancasila ialah sebagai sebuah filsafat negara yang serta sebagai suatu filsafat hidup bangsa pada hakekatnya ialah suatu bentuk nilai – nilai yang mana memiliki sifat sistematis fundamental dan juga menyeluruh. Dasar dari suatu pemikiran yang mana telah terkandung didalam tiap sila dielaskan sebagai mana berikut yaitu Pancasila yang sebagai filasafat negara RI telah mengandung suatu makna bahwa didalam tiap aspek kehidupan kebangsaan kemasyarakatan yang berdasarkan pada nilai – nilai keTuhanan, Kamanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Secara kasualitas, pancasila ini memiliki nilai – nilai Pancasila yaitu lebih bersifat objektif dan juga bersifat subjektif. Artinya ialah suatu asensi nilai – nilai dari pancasila yang bersifat universal meliputi dari keutuhan, kemanusiaan persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila yang Fundamental Suatu nilai-nilai dari Pancasila yang sebagai dasar filsafat negara Indonesia ialah suatu sumber dari segala hukum didalam negara Indonesia. Nilai-nilai dari Pancasila ini terkandung didalam pembukaan UUD 1945 yang secara yuridis mempunyai kedudukan sebagai sebuah pokok kaidah negara yang lebih fundamental. Pokok dari pikiran yang pertama menyatakan bahwa suatu negara Indonesia ialah suatu negara persatuan, yakni negara yang mana melindungi dari segenap bangsa dan pada seluruh tumpah darah bangsa Indonesia, yang mengatasi atas segala paham golongan ataupun perseorangan. Hal ini ialah yang terdapat pada sila ketiga. Suatu pokok pikiran dari kedua yang menyatakan bahwa suatu negara ialah yang hendak mewujudkan mengenai suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Didalam hal ini adalah negara berkewajiban mewujudkan tentang kesejahteraan umum bagi rakyat seluruh warga negara. Lalu mencerdaskan kehidupan bagi bangsa, dan juga ikut melaksanakan mengenai ketertiban dunia yang mana berdasarkan perdamaian abadi dan juga keadilan sosial. Pokok pada suatu pikiran ini sebagai penjabaran untuk sila yang kelima. Pada pokok pikiran yang ketiga menyatakan bahwa sebuah negara berkedaulatan pada rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan juga permusyawaratan atau perwakilan. Hal ini yang menunjukkan bahwa pada negara Indonesia ialah sebuah negara demokrasi yakni kedaulatan berada di tangan rakyat. Hal ini merupakan sebagai penjabaran dari sila yang keempat. Pada pokok pikiran yang keempat ini menyatakan bahwa, suaut negara yang berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa mengikuti dasar kemanusiaan yang mana Adil dan juga Beradab. Hal ini aalah mengandung suatu arti bahwa dinegara Indonesia telah menjunjung tinggi keberadaban atas semua agama di dalam pergaulan hidup suatu negara. Hal inilah yang merupakan penjabaran dari sila pertama dan juga dari sila yang kedua. Demikianlah pembahasan makalah mengenai Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Semoga bermanfaat ya …. Baca juga Inci Ke CM Jenis-Jenis Mikrotik Vektor Matematika Kelenjar Timus Kunci Determinasi fifa5055 Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat yang sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat negara kita ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada hakikatnya telah hidup sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia. “Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru dijelmakan, tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali”.Sebagaimana pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah asas-asas pancasila disampaikan kepada generasi baru melalui pengajaran dan pendidikan. Pansila menunjukkan terjadinya proses ilmu pengetahuan, validitas dan hakikat ilmu pengetahuan teori ilmu pengetahuan.Pancasila menjadi daya dinamis yang meresapi seluruh tindakan kita, dan kita harus merenungkan dan mencerna arti tiap-tiap sila dengan berpedoman pada uraian tokoh nasional, agar kita tidak memiliki tafsiran yang bertentangan. Dengan pancasila sebagai filsafat negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai tujuan bangsa dan negara sebagai sistem filsafat memberi arah agar kesejahteraan dan kemakmuran bertolak dari keyakinan manusia yang percaya kepada kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang berlandaskan paham kemanusiaan, kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan serta kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan pancasila sebagai sistem filsafat dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia seperti berikut a. Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan Memberikan dan mencari kebenaran yang substansif tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan Sebagai pedoman yang mendasar bagi warga negara Indonesia dalam bertindak dan bertingkah laku dalam kehidupan sosial masyarakat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamu'alaikum Wr WbDalam artikel ini akan membahas mengenai pancasila sebagai sistem filsafat dan hakikat-hakikat sila-silanya, "Pancasila adalah dasar negara yang akan menjadi pilar penyangga bangunan arsitektural yang bernama Indonesia" kalimat tersebut saya kutip dari pidato Presiden ketiga RI alm Habiebie pada tanggal 1 Juni 2011. Baca juga Peran Keluarga dalam Membentuk Generasi Pancasilais Jadi sudah jelas, yang namanya penyangga tidak mungkin dapat berdiri kokoh hanya dengan satu sila saja, pasti ada keterkaitan antara satu dengan lainnya. jadi dalam artikel ini, akan kira bahas, apa itu arti pancasila sebagai sistem filsafat? apa sih hakkat-hakikat dari sila-sila pancasila itu sendiri sebagai sistem filsafat? Baca juga Nilai-nilai Pancasila, Benteng Milenial BangsaPancasila sebagai sistem filsafat adalah satu kesatuan yang bulat dan utuh antara sila yang satu dengan sila lainnya agar mencapai suatu tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Sila - sila Pancasila sila menunjukkan suatu rangkaian bertingkat yang tersusun secara sistematis. Sistem filsafat di dalam pancasila ini terdapat hakikat sila-sila Pancasila yang terkait antara satu dengan sila lainnya Baca juga Pancasila Itu Apa?Hakikat nilai-nilai sila pancasila sebagai sistem filsafat adalah sebagai berikutSila pertama Ketuhanan yang Maha Esa Keyakinan bahwa mempercayai adanya Tuhan sebagai prisip utama yang menjadi landasan adanya tanggung kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab Sifat kodrat lahiriah dari manusia, bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup secara individu. Menjunjung tinggi asas kemanusiaan dan tata karma sesuai kepribadian bangsa IndonesiaSila ketiga Persatuan Indonesia Semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air yang tertanam di hati masyarakat Indonesia demi menjaga persatuan bangsa keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan dan perwakilan Keputusan yang diambil ketika menemui suatu permasalahan melalui musyawarah mufakat yang disepakati dan dijalankan semua anggota. Bukan mengambil pendapat mayoritas dan mengesampingkan pendapat minoritas. Menghargai semua usul yang ada dan mengambil keputusan sebagai jalan terbaik atas permasalahan yang kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Menjung tinggi keadilan dalam berbagai aspek demi menegakkan hukum tanpa memandang bulu. Lihat Humaniora Selengkapnya

rumusan kesatuan sila sila pancasila sebagai suatu sistem